Seorang anak perempuan Indian terlihat sedang mendekati sebuah batu besar dekat tempat ia bermain di dekat gubuknya. Ia tidak mengetahui kalau di samping batu itu ada seekor ular berbisa. Ular itu pun bergulung kemudian menyerang anak perempuan itu, lalu membenamkan taringnya dalam-dalam pada kaki si anak. Jeritan kerasnya mengundang saudara lelakinya keluar dari dalam rumah dan bergegas menolongnya. Anak itu membunuh si ular dan mulai menghisap bisa mematikan dari kaki si adik. Namun sayang, mulut si kakak sedang terluka, jadi racun ular langsung masuk dan mengenai luka tersebut. Tak lama berselang ia meninggal. Hidupnya diberikan demi menyelamatkan nyawa sang adik!
Pengurbanan selalu menuntut kita memberikan sesuatu bagi orang lain, entah itu nyawa, materi, tenaga, pikiran, perhatian, waktu dan lain sebagainya. Tuhan mengajarkan kita untuk berkurban dan hal tersebut sudah lebih dulu dipraktikkan-Nya dengan mati tergantung di kayu salib. Pengurbanan Tuhan Yesus itu cukup sekali untuk selama-lamanya dan berlaku bagi semua orang yang bersedia menerima serta memercayai-Nya.
Dalam kehidupan sekarang ini, kita dapat meneladani-Nya. Bagaimana caranya? Apakah kita juga harus mengurbankan nyawa pula? Tidak harus seperti itu! Kita dapat melakukan hal yang sama seturut dengan keberadaan dan kesanggupan kita dengan melakukan hal yang sederhana ; memberi waktu dan perhatian kepada teman atau anggota keluarga yang sedang mencurahkan isi hatinya; memberi persembahan bagi orang yang kurang mampu; mengunjungi orang sakit; pelayanan di penjara; dan masih banyak hal lainnya yang dapat kita lakukan untuk orang lain. Berkurban pada dasarnya bukanlah pekerjaan yang ringan dan mengenakkan. Namun, yakinlah ketika kita melakukan pengorbanan dengan tulus dan penuh bersuka cita, maka orang lain akan diberkati oleh tindakan kita.
Hari ini, mari kita minta Roh Kudus memberikan kita hati yang rela berkurban. Sekecil apapun tindakan yang kita lakukan bagi sesame, dapat memberi dampak besar bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.
TANGAN YANG RELA MEMBERI TAK AKAN PERNAH MENGALAMI KEKURANGAN…
Tuhan Memberkati Kita……
Mazmur 141:3 “ Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! “
Saudaraku yang kekasih, jika kita membandingkan renungan kita hari ini dengan surat Yakobus 3:8, maka kita dapat memahami betapa sulitnya menguasai lidah. Dengan jelas Yakobus menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Adakah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah bersalah dalam ucapan kita ?
Jujur saja, jika kita mau menghitung, sudah terlalu banyak kita mengucapkan kata-kata yang tidak benar, entah itu perkataan yang menyakiti orang lain, perkataan-perkataan kasar, perkataan-perkataan jengkel sebagai tanda kekesalan kita, ataupun kata-kata gerutuan karena kita diperlakukan tidak adil, karena kita hanya dipandang sebelah mata, dianggap tak berguna, diremehkan, dihina, direndahkan, dan sebagainya. Yang lebih mengerikan lagi adalah seringkali kita tidak mampu menguasai perkataan kita pada saat mengalami pencobaan. Bukankah kita lebih banyak mengumpat daripada mengucap syukur, Saudara?
Mengerti betapa sukarnya menguasai lidah, tidak heran jika dalam doanya Daud memohon agar Tuhan mengawasi mulutnya dan menjaga pintu bibirnya. Apa artinya ini Saudara ? Saudaraku yang terkasih, saat itu Daud sedang menghadapi persoalan yang demikian berat. Ia lari dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari kejaran musuh-musuhnya. Tidak hanya itu, cobaan demi cobaan hidup seolah-olah tidak pernah berhenti menimpa dirinya. Nah, di saat-saat seperti itulah Daud sangat menyadari bahwa manusia akan mudah sekali jatuh dalam dosa karena perkataan. Dan ia tidak menginginkan ada kata-kata keluhan, kata-kata menggerutu dan jengkel karena persoalan yang ia hadapi. Itu sebabnya ia meminta Tuhan mengawasi dan menjaga perkataannya agar ia tetap dapat mengucap syukur dan memuji Tuhan sekalipun dalam pencobaan yang berat!
Selain Daud, mari Saudara, belajarlah juga dari Ayub bagaimana ia menjaga lidahnya tetap bersih di hadapan Tuhan. Sekalipun Ayub dicobai dengan sangat berat tetapi kata-kata yang diucapkannya adalah kata-kata ucapan syukur! Ayub berkata : "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah Nama Tuhan!." Bahkan saat isterinya menyuruhnya untuk mengutuki Tuhan, ia tetap berkata :"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk ?"
Dan Firman Tuhan dalam Ayub 2:10 menuliskan : “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya."
Luar biasa!
Saudaraku yang kekasih, bukankah ini sebuah pelajaran yang indah bagi kita semua? Bagaimana dengan perkataan kita saat ini ? Perlu disadari bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk selalu mengawasi dan mengekang lidah kita agar kita tidak jatuh dalam dosa karena perkataan. Mari Saudara, belajarlah untuk tidak menyalahkan Tuhan oleh karena pencobaan yang kita alami, biarlah Tuhan mendapati kita sebagai orang yang tidak berdosa dalam perkataan kita, amen Sdr ?
Jika saat ini Saudara sedang berada dalam pencobaan, mari mengucap syukurlah agar kita jangan berdosa dengan mulut bibir kita.
Saudaraku yang kekasih, jika kita membandingkan renungan kita hari ini dengan surat Yakobus 3:8, maka kita dapat memahami betapa sulitnya menguasai lidah. Dengan jelas Yakobus menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Adakah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah bersalah dalam ucapan kita ?
Jujur saja, jika kita mau menghitung, sudah terlalu banyak kita mengucapkan kata-kata yang tidak benar, entah itu perkataan yang menyakiti orang lain, perkataan-perkataan kasar, perkataan-perkataan jengkel sebagai tanda kekesalan kita, ataupun kata-kata gerutuan karena kita diperlakukan tidak adil, karena kita hanya dipandang sebelah mata, dianggap tak berguna, diremehkan, dihina, direndahkan, dan sebagainya. Yang lebih mengerikan lagi adalah seringkali kita tidak mampu menguasai perkataan kita pada saat mengalami pencobaan. Bukankah kita lebih banyak mengumpat daripada mengucap syukur, Saudara?
Mengerti betapa sukarnya menguasai lidah, tidak heran jika dalam doanya Daud memohon agar Tuhan mengawasi mulutnya dan menjaga pintu bibirnya. Apa artinya ini Saudara ? Saudaraku yang terkasih, saat itu Daud sedang menghadapi persoalan yang demikian berat. Ia lari dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari kejaran musuh-musuhnya. Tidak hanya itu, cobaan demi cobaan hidup seolah-olah tidak pernah berhenti menimpa dirinya. Nah, di saat-saat seperti itulah Daud sangat menyadari bahwa manusia akan mudah sekali jatuh dalam dosa karena perkataan. Dan ia tidak menginginkan ada kata-kata keluhan, kata-kata menggerutu dan jengkel karena persoalan yang ia hadapi. Itu sebabnya ia meminta Tuhan mengawasi dan menjaga perkataannya agar ia tetap dapat mengucap syukur dan memuji Tuhan sekalipun dalam pencobaan yang berat!
Selain Daud, mari Saudara, belajarlah juga dari Ayub bagaimana ia menjaga lidahnya tetap bersih di hadapan Tuhan. Sekalipun Ayub dicobai dengan sangat berat tetapi kata-kata yang diucapkannya adalah kata-kata ucapan syukur! Ayub berkata : "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah Nama Tuhan!." Bahkan saat isterinya menyuruhnya untuk mengutuki Tuhan, ia tetap berkata :"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk ?"
Dan Firman Tuhan dalam Ayub 2:10 menuliskan : “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya."
Luar biasa!
Saudaraku yang kekasih, bukankah ini sebuah pelajaran yang indah bagi kita semua? Bagaimana dengan perkataan kita saat ini ? Perlu disadari bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk selalu mengawasi dan mengekang lidah kita agar kita tidak jatuh dalam dosa karena perkataan. Mari Saudara, belajarlah untuk tidak menyalahkan Tuhan oleh karena pencobaan yang kita alami, biarlah Tuhan mendapati kita sebagai orang yang tidak berdosa dalam perkataan kita, amen Sdr ?
Jika saat ini Saudara sedang berada dalam pencobaan, mari mengucap syukurlah agar kita jangan berdosa dengan mulut bibir kita.
Saat kita masuk ke dalam Bait Allah, kita akan menaikkan lagu pujian kepada Tuhan. Dari lagu-lagu yang kita naikkan terdapat 3 jenis lagu yaitu Lagu yang berisikan Ucapan Syukur atau Nyanyian Syukur, Lagu yang berisikan Puji-Pujian dan Lagu yang berisikan penyembahan kepada Tuhan. Sekilas ketiga jenis lagu tersebut tampak sama khususnya lagu Puji-Pujian dengan Nyanyian Syukur, namun ketiga lagu tersebut terdapat perbedaan dan fungsinya masing-masing.
1. Ucapan Syukur / Nyanyian Syukur
Nyanyian Syukur adalah suatu nyanyian yang berisikan pengucapan syukur dari kita kepada Tuhan, kita bersyukur karena kebaikan Tuhan, kita bersyukur karena pertolongan Tuhan, kita bersyukur karena segala berkat yang Tuhan berikan, kita bersyukur karena saat ada di dalam lembah persoalan disanapun Tuhan ada, dan sebagainya.
Mazmur 100:4 “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Daud berseru masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, Nyanyian Syukur adalah tiket masuk ke dalam Bait Allah melalui Pintu Gerbang-Nya. Bukankah kita sudah ada di dalam Bait Allah mengapa dikatakan lagi bahwa dengan Nyanyian Syukur kita masuk ke dalam Bait Allah, apakah itu maksudnya ?
Kejadian 28:12 “ Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
Di dalam pelarian Yakub ke Haran, Yakub tiba di suatu tempat yang disebut sebagai Gerbang Bait Allah, di sana ia mengalami suatu pengalaman yang begitu indah yaitu bertemu dengan Tuhan (ayat 16-17)
Di dalam Bait Allah, jikalau kita tidak mengalami Pintu Gerbang Bait Allah terbuka maka kita tidak akan mendapatkan pengalaman yang indah bertemu dengan hadirat Allah, merasakan jamahan kasih Tuhan. Sering kita dapat berjumpa dengan orang-orang yang berkata sungguh indah dapat berada di dalam Rumah Tuhan, tetapi ada juga orang-orang yang berkata bahwa di dalam Rumah Tuhan tidak ada sesuatu yang istimewa. Mengapa ada reaksi yang berbeda dari orang-orang yang ada di dalam Bait Allah yang sama dan pada waktu yang sama? Mungkin karena yang satu mengalami Pintu Gerbang Bait Allah terbuka dan yang satu lagi tidak mengalami Pintu Gerbang Allah terbuka, sebab pengalaman bertemu dengan Allah adalah pertemuan di dalam Roh manusia bukanlah pertemuan secara fisik sehingga jikalau kita mau bertemu dengan Allah maka kita perlu tiket masuk ke dalam Bait Allah melalui Pintu GerbangNya yaitu dengan Nyanyian Syukur.
2. Nyanyian Pujian
Mazmur 100:4 “ Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! “
Di dalam Mazmur 100 ayat ke 4, selain berkata tentang Nyanyian Syukur untuk memasuki Pintu Gerbang Bait Allah, Daud juga menyinggung Nyanyian Pujian untuk melangkah masuk ke dalam Pelataran Bait Allah.
Nyanyian Pujian bertujuan untuk memuji dan menyatakan atau memberitakan tentang kebesaran, keagungan, kedahsyatan, keajaiban, dsb dari Tuhan yang kita sembah.
Mazmur 145:3 “ Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. 145:4 Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. 145:5 Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. “
Yohanes 12 :32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
Saat Tuhan ditinggikan melalui puji-pujian kita maka Tuhan akan menarik semua orang datang kepadaNya. Kita yang telah masuk melalui Pintu Gerbang Bait Allah, inilah tahap selanjutnya yaitu mendekat kepada Allah melalui Nyanyian Pujian yang meninggikan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menuntun kita lebih dekat lagi kepada Tuhan untuk meraskan kehadiranNya.
3. Nyanyian Penyembahan
Mazmur 99:9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
Penyembahan itu berkaitan dengan Kekudusan Allah, Penyembahan ini membawa kita sampai kepada Ruangan Maha Kudus di dalam Tabernakel. Dan kekudusan itu berkaitan dengan Hadirat Allah
Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Pernahkah Saudara merasakan, saat saudara menyembah Tuhan di dalam Roh, air mata saudara dapat mengalir tanpa saudara sadari, atau pernahkah saat menyembah, saudara merasa begitu tenang dan damai didalam hati saudara ? Itu adalah pekerjaan Tuhan lewat penyembahan. Jadi didalam Penyembahan, Tuhan dapat bekerja didalam diri kita. Mari kita jadikan penyembahan itu sebagai pengalaman bertemu dengan Tuhan.
Semoga Tuhan memberkati
1. Ucapan Syukur / Nyanyian Syukur
Nyanyian Syukur adalah suatu nyanyian yang berisikan pengucapan syukur dari kita kepada Tuhan, kita bersyukur karena kebaikan Tuhan, kita bersyukur karena pertolongan Tuhan, kita bersyukur karena segala berkat yang Tuhan berikan, kita bersyukur karena saat ada di dalam lembah persoalan disanapun Tuhan ada, dan sebagainya.
Mazmur 100:4 “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Daud berseru masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, Nyanyian Syukur adalah tiket masuk ke dalam Bait Allah melalui Pintu Gerbang-Nya. Bukankah kita sudah ada di dalam Bait Allah mengapa dikatakan lagi bahwa dengan Nyanyian Syukur kita masuk ke dalam Bait Allah, apakah itu maksudnya ?
Kejadian 28:12 “ Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
Di dalam pelarian Yakub ke Haran, Yakub tiba di suatu tempat yang disebut sebagai Gerbang Bait Allah, di sana ia mengalami suatu pengalaman yang begitu indah yaitu bertemu dengan Tuhan (ayat 16-17)
Di dalam Bait Allah, jikalau kita tidak mengalami Pintu Gerbang Bait Allah terbuka maka kita tidak akan mendapatkan pengalaman yang indah bertemu dengan hadirat Allah, merasakan jamahan kasih Tuhan. Sering kita dapat berjumpa dengan orang-orang yang berkata sungguh indah dapat berada di dalam Rumah Tuhan, tetapi ada juga orang-orang yang berkata bahwa di dalam Rumah Tuhan tidak ada sesuatu yang istimewa. Mengapa ada reaksi yang berbeda dari orang-orang yang ada di dalam Bait Allah yang sama dan pada waktu yang sama? Mungkin karena yang satu mengalami Pintu Gerbang Bait Allah terbuka dan yang satu lagi tidak mengalami Pintu Gerbang Allah terbuka, sebab pengalaman bertemu dengan Allah adalah pertemuan di dalam Roh manusia bukanlah pertemuan secara fisik sehingga jikalau kita mau bertemu dengan Allah maka kita perlu tiket masuk ke dalam Bait Allah melalui Pintu GerbangNya yaitu dengan Nyanyian Syukur.
2. Nyanyian Pujian
Mazmur 100:4 “ Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! “
Di dalam Mazmur 100 ayat ke 4, selain berkata tentang Nyanyian Syukur untuk memasuki Pintu Gerbang Bait Allah, Daud juga menyinggung Nyanyian Pujian untuk melangkah masuk ke dalam Pelataran Bait Allah.
Nyanyian Pujian bertujuan untuk memuji dan menyatakan atau memberitakan tentang kebesaran, keagungan, kedahsyatan, keajaiban, dsb dari Tuhan yang kita sembah.
Mazmur 145:3 “ Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. 145:4 Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. 145:5 Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. “
Yohanes 12 :32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
Saat Tuhan ditinggikan melalui puji-pujian kita maka Tuhan akan menarik semua orang datang kepadaNya. Kita yang telah masuk melalui Pintu Gerbang Bait Allah, inilah tahap selanjutnya yaitu mendekat kepada Allah melalui Nyanyian Pujian yang meninggikan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menuntun kita lebih dekat lagi kepada Tuhan untuk meraskan kehadiranNya.
3. Nyanyian Penyembahan
Mazmur 99:9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
Penyembahan itu berkaitan dengan Kekudusan Allah, Penyembahan ini membawa kita sampai kepada Ruangan Maha Kudus di dalam Tabernakel. Dan kekudusan itu berkaitan dengan Hadirat Allah
Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Pernahkah Saudara merasakan, saat saudara menyembah Tuhan di dalam Roh, air mata saudara dapat mengalir tanpa saudara sadari, atau pernahkah saat menyembah, saudara merasa begitu tenang dan damai didalam hati saudara ? Itu adalah pekerjaan Tuhan lewat penyembahan. Jadi didalam Penyembahan, Tuhan dapat bekerja didalam diri kita. Mari kita jadikan penyembahan itu sebagai pengalaman bertemu dengan Tuhan.
Semoga Tuhan memberkati
hari berganti hari....
dan tidak ada seorang pun di dunia ini
yang dapat memastikan keadaan dan kehidupannya di masa yang akan datang!
dunia yang sudah semakin tua usianya
semakin cepat pula proses penuaan
perubahan terjadi semakin cepat saudara q
roda kehidupan berputar semakin lebih cepat
seorang yang sedang berada di puncak sukses
tiba-tiba saja dapat mengalami kebangkrutan dalam sekejap
keadaan yang serba nyaman
dapat berubah seketika menjadi keadaan yang sangat memprihatinkan, menyulitkan dan sangat menyedihkan
badai dan goncangan-goncangan semakin hari
semakin merajalela dan sangat menakutkan sekali
akhirnya membuat begitu banyak orang mengalami putus asa
kecewa, menderita, dan kehilangan pengharapannya
saudara q, ingatlah janji Tuhan Yesus dalam firmanNYa
Yesus penuh harapan, bukanlah sekedar impian
atau sikap optimis atau suatu keyakinan belaka
itu suatu kepastian saudara q
harapan mu dan masa depan mu, sungguh ada
datanglah pada Yesus, berjalanlah bersamaNya
dan Hiduplah di dalam Dia
maka kemuliaanNya dinyatakan kepada qt
dan qt dapat terbang tinggi laksana rajawali
dan tidak ada seorang pun di dunia ini
yang dapat memastikan keadaan dan kehidupannya di masa yang akan datang!
dunia yang sudah semakin tua usianya
semakin cepat pula proses penuaan
perubahan terjadi semakin cepat saudara q
roda kehidupan berputar semakin lebih cepat
seorang yang sedang berada di puncak sukses
tiba-tiba saja dapat mengalami kebangkrutan dalam sekejap
keadaan yang serba nyaman
dapat berubah seketika menjadi keadaan yang sangat memprihatinkan, menyulitkan dan sangat menyedihkan
badai dan goncangan-goncangan semakin hari
semakin merajalela dan sangat menakutkan sekali
akhirnya membuat begitu banyak orang mengalami putus asa
kecewa, menderita, dan kehilangan pengharapannya
saudara q, ingatlah janji Tuhan Yesus dalam firmanNYa
Yesus penuh harapan, bukanlah sekedar impian
atau sikap optimis atau suatu keyakinan belaka
itu suatu kepastian saudara q
harapan mu dan masa depan mu, sungguh ada
datanglah pada Yesus, berjalanlah bersamaNya
dan Hiduplah di dalam Dia
maka kemuliaanNya dinyatakan kepada qt
dan qt dapat terbang tinggi laksana rajawali
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”
( Filipi 1:21)
Pernahkah memikirkan untuk apakah Saudara hidup di dunia ini? Banyak orang yang di luar sana memandang hidup secara sederhana. Bahkan cenderung dianggap sepele. Hidup ini kerap dipahami sebagai panggung sandiwara. Karena itu, mereka tidak serius dalam menjalani hidup. Benarkah begitu? Tentang hidup ini, suatu kali, seorang hamba Tuhan melontarkan pertanyaan demikian.
Untuk apa sekolah baik-baik? Supaya dapat pekerjaan yang baik.
Untuk apa pekerjaan yang baik? Supaya dapat uang yang banyak.
Untuk apa uang yang banyak? Biaya sekolah anak, supaya dapat pendidikan yang baik.
Untuk apa anak dapat pendidikan yang baik? Supaya ia dapat pekerjaan yang baik.
Untuk apa ia dapat pekerjaan yang baik? Supaya dapat uang yang banyak.
Untuk apa uang yang banyak? Biaya sekolah anaknya, supaya dapat pendidikan yang baik.
Perhatikan. Jika tidak hati-hati, kita bisa terjebak pada lingkaran setan yang tidak berujung pangkal ini. Paulus adalah hamba Tuhan yang tahu fokus hidupnya. la berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21)."
Rasul Paulus telah menetapkan fokus hidupnya hanyalah Kristus. Artinya, ia tidak berpaling pada sesuatu yang lain. Apa pun yang akan terjadi, Kristuslah pusat hidupnya. Setiap hari ia memandang Kristus dan bekerja untuk memberi buah (Flp 1:22) . Luar biasa! Apapun yang dilakukan Paulus dalam pelayanannya semata-mata hanya untuk memberi buah bagi Kristus dan buah yang membuat orang di sekitarnya makin mengenal Kristus.
Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara sudah merumuskan tujuan hidup Saudara? Apa yang akan Saudara hasilkan dalam setahun, 5 tahun, atau 10 tahun ke depan? Apa yang ingin Saudara persembahkan bagi Tuhan? Atau Saudara hanya sekadar hidup mengalir bak sungai yang sedang banjir? Ingatlah! Tuhan menetapkan Saudara untuk suatu tujuan mulia. Karena itu, pastikan fokus hidup Saudara. Hiduplah dan jadikan hidup Saudara untuk memuliakan Dia, amen ?
Semoga Tuhan memberkati…
( Filipi 1:21)
Pernahkah memikirkan untuk apakah Saudara hidup di dunia ini? Banyak orang yang di luar sana memandang hidup secara sederhana. Bahkan cenderung dianggap sepele. Hidup ini kerap dipahami sebagai panggung sandiwara. Karena itu, mereka tidak serius dalam menjalani hidup. Benarkah begitu? Tentang hidup ini, suatu kali, seorang hamba Tuhan melontarkan pertanyaan demikian.
Untuk apa sekolah baik-baik? Supaya dapat pekerjaan yang baik.
Untuk apa pekerjaan yang baik? Supaya dapat uang yang banyak.
Untuk apa uang yang banyak? Biaya sekolah anak, supaya dapat pendidikan yang baik.
Untuk apa anak dapat pendidikan yang baik? Supaya ia dapat pekerjaan yang baik.
Untuk apa ia dapat pekerjaan yang baik? Supaya dapat uang yang banyak.
Untuk apa uang yang banyak? Biaya sekolah anaknya, supaya dapat pendidikan yang baik.
Perhatikan. Jika tidak hati-hati, kita bisa terjebak pada lingkaran setan yang tidak berujung pangkal ini. Paulus adalah hamba Tuhan yang tahu fokus hidupnya. la berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21)."
Rasul Paulus telah menetapkan fokus hidupnya hanyalah Kristus. Artinya, ia tidak berpaling pada sesuatu yang lain. Apa pun yang akan terjadi, Kristuslah pusat hidupnya. Setiap hari ia memandang Kristus dan bekerja untuk memberi buah (Flp 1:22) . Luar biasa! Apapun yang dilakukan Paulus dalam pelayanannya semata-mata hanya untuk memberi buah bagi Kristus dan buah yang membuat orang di sekitarnya makin mengenal Kristus.
Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara sudah merumuskan tujuan hidup Saudara? Apa yang akan Saudara hasilkan dalam setahun, 5 tahun, atau 10 tahun ke depan? Apa yang ingin Saudara persembahkan bagi Tuhan? Atau Saudara hanya sekadar hidup mengalir bak sungai yang sedang banjir? Ingatlah! Tuhan menetapkan Saudara untuk suatu tujuan mulia. Karena itu, pastikan fokus hidup Saudara. Hiduplah dan jadikan hidup Saudara untuk memuliakan Dia, amen ?
Semoga Tuhan memberkati…
Langganan:
Postingan (Atom)